Kamis, 20 September 2012


                    SENJA DI SUDUT UFUK TIMUR


                    langit mega memerah siang berlalu tanpa pamit
                    jenuh tua mulai tak berdaya genggam dayung
                    bahtera rapuh,
                    jatuh keringat mu seperti tak hampa
                    meniti kehidupan yang sebatas asa,
                    sayu adzan belum berlalu pandangan ketepi namun belum berujung
                    lengah ombak seolah kesempatan

Bersujud menatap, mengharap nirwana,
langgam mendayu riuh camar sudah punah
di telan sang senja,
kayuh bahtera tak padam di tengah kelam,hanya berteman sang bayu yang bisu menyelimuti tubuh
renta mu,di sudut ufuk timur kau terus berhayal
kosong.

                   Jarak demi jarak mulai lalu setiap jengkal untuk
                   membunuh kerinduan yang di lengah kan waktu,tak
                   tahu rejeki ini hari entah cukup entah tidak,namun senyum mu seolah menutupi
            beban yang begitu
                        kejam tuk di lalui.

Malam ini kau pejam kan mata mu agar esok tak di
lampau oleh embun.
Bahtera mendayu di damping ilahi semesta saksi.



Oleh Rahman



1 komentar: